Makna Tersirat Lagu Gundul-Gundul Pacul Bagi Pemimpin
Lagu Gundul-Gundul Pacul diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga sekitar tahun 1.400 M, lagu daerah dari Jawa Tengah ini sering dinyanyikan oleh anak-anak sebagai hiburan. Tak disangka lagu dengan lirik sederhana ini ternyata mengandung makna yang mendalam khususnya bagi para pemimpin.
Syair lagu Gundul-Gundul Pacul terdiri dari 3 bait, masing-masing bait terdiri dari 2 baris.
Gundul-Gundul Pacul
Gundul-gundul pacul-cul
Gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul-kul
Gembelengan
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar
Berikut makna yang tersirat dalam lagu Gundul-Gundul Pacul:
Gundul-gundul pacul-cul
Gembelengan
Gundul berarti kepala yang tidak ada rambutnya alias plontos atau botak.
Gundul adalah kepala, dalam lagu ini diartikan sebagai pemimpin.
Pemimpin adalah orang yang memimpin. (KBBI)
Rambut adalah mahkota yang diartikan sebagai kehormatan.
Dalam lagu ini, gundul diartikan sebagai pemimpin yang kehilangan kehormatan.
Pacul atau cangkul adalah simbol petani yang melambangkan rakyat.
Pacul adalah perkakas petani berupa lempeng baja tipis dengan tangkai panjang untuk menggali, mengaduk, dan membalik tanah; cangkul. (KBBI)
Orang Jawa mengatakan, pacul adalah papat kang ucul. Dalam bahasa Indonesia berarti empat yang lepas.
Kehormatan seseorang tergantung bagaimana ia menggunakan mata, telinga, hidung, dan mulutnya. Jika empat hal itu lepas atau tidak dipergunakan sebagaimana mestinya maka kehormatan seseorang juga akan lepas, apalagi sebagai seorang pemimpin.
Kata pacul dalam lagu ini berarti seorang pemimpin yang tidak menggunakan mata, telinga, hidung, dan mulutnya dengan baik terhadap rakyatnya.
Dalam bahasa Jawa, gembelengan berarti bermain-main (tidak serius) yang juga dapat diartikan sombong.
Jadi Gundul-gundul pacul-cul, gembelengan bermakna bahwa pemimpin kehilangan kehormatannya ketika tidak dapat menggunakan mata, telinga, hidung, dan mulutnya dengan baik untuk rakyatnya, sebagai seorang pemimpin malah sembrono bermain-main atau sombong.
Nyunggi-nyunggi wakul-kul
Gembelengan
Nyunggi berarti membawa sesuatu di atas kepala, ini bermakna menjunjung tinggi.
Dalam lagu ini, nyunggi-nyunggi bermakna ada amanah yang dijunjung tinggi.
Wakul (bahasa Indonesia: bakul) merupakan tempat nasi yang terbuat dari anyaman bambu.
Foto: www.tokoindonesia.co.uk |
Bakul adalah wadah atau tempat terbuat dari anyaman bambu atau rotan dengan mulut berbentuk lingkaran, sedangkan bagian bawahnya berbentuk segi empat yang ukurannya lebih kecil daripada ukuran bagian mulutnya. (KBBI)
Wakul atau bakul dalam konteks lagu ini sebagai lambang kesejahteraan.
Dilansir dari KBBI
- Sejahtera adalah aman sentosa dan makmur; selamat (terlepas dari segala macam gangguan).
- Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera; keamanan, keselamatan, ketentraman.
Jadi nyunggi wakul secara bahasa berarti membawa tempat nasi di atas kepala, bermakna menjunjung tinggi amanah untuk mensejahterakan rakyatnya.
Gembelengan berarti bermain-main (tidak serius) atau bisa diartikan sombong.
Jadi nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan bermakna pemimpin yang menjunjung tinggi amanah untuk mensejahterakan rakyatnya malah bermain-main atau sombong.
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar
Wakul ngglimpang berarti tempat nasinya jatuh.
Segane dadi sak latar berarti nasinya tumpah menjadi sehalaman (berserakan).
Jadi arti wakul ngglimpang segane dadi sak latar secara bahasa adalah tempat nasinya jatuh, kemudian nasinya tumpah berserakan sehalaman.
Ini bermakna amanah mensejahterakan rakyat tidak dapat diembannya dengan baik karena bermain-main atau sombong sehingga semuanya sia-sia tiada guna.
Simpulan
Diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga sekitar tahun 1.400 M, lagu Gundul-Gundul Pacul memiliki makna yang mendalam khusunya bagi pemimpin.
Bahwa seorang pemimpin akan kehilangan kehormatannya jika tidak menggunakan mata, telinga, hidung, dan mulutnya dengan baik, dan bermain-main (tidak serius) atau sombong.
Seorang pemimpin memiliki amanah yang harus dijunjung tinggi yaitu mensejahterakan rakyatnya, namun malah bermain-main (tidak serius) atau bersikap sombong.
Maka pemimpin yang demikian tidak dapat menjunjung amanah mensejahterakan rakyatnya, sehingga semuanya menjadi sia-sia tiada berguna.
Semoga bermanfaat...
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Gundhul_Pacul
https://lagudaerah.id/gundul-pacul/
Gabung dalam percakapan